Sahabat Islam Biografic, yang dimuliakan Allah
Ta’ala. Pada kesempatan yang berbahagia ini kita akan membahas tentang
‘Biografi Syaikh Ja’far Al-Barjanjy’, karya beliau kitab Al-Barjanjy ini
tergolong kitab maulid yang sangat populer. Konon kitab ini diterjemahkan dalam
berbagai Negara. Ok, selamat membaca!
Nasab Syaikh Ja’far Al-Barjanjy
Syaikh Ja’far al-Barzanjy dilahirkan pada hari
Kamis awal bulan Dzûl Hijjah tahun 1126 H. tepatnya di Madinah al-Munawwarah. Nama Barzanjy sendiri diambil dari nama pengarangnya, seorang sufi kenamaan, Syaikh Ja’far bin Husin bin Abdul Karim bin
Muhammad al-Barzanjy. Beliau
adalah pengarang kitab Maulid yang termasyur dan terkenal dengan nama Mawlid al-Barzanjy. Karya
tulis tersebut sebenarnya berjudul ‘Iqd al-Jawâhir (kalung permata) atau ‘Iqd al-Jawhar fî Mawlid an-Nabiyy al-Azhâr.
Barzanjy sendiri sebenarnya
adalah nama sebuah tempat di Kurdistan, Barzanj. Yang digunakan sebagai
penisbatan Syaikh Ja’far.
Keagungan Syaikh Ja’far
Al-Barjanjy
Sayyid Ja’far al-Barzanji adalah seorang Ulama
besar keturunan baginda Nabi Agung Muhammad Shallallâh ‘alaihi wasallam, dari
keluarga Sa’adah al-Barzanjy yang termasyur, berasal dari Barzanj di Irak. Datuk-datuk
Sayyid Ja’far semuanya Ulama
terkemuka yang terkenal dengan ilmu dan amaliahnya,
keutamaan serta
keshalihannya. Beliau mempunyai sifat dan akhlak yang terpuji, jiwa yang
bersih, sangat pemaaf dan pengampun, zuhud, amat berpegang dengan Al-Quran dan
Sunnah, wara’, banyak berzikir, sentiasa bertafakkur, mendahului dalam membuat
kebajikan bersedekah,dan pemurah. Nama nasabnya adalah Sayid Ja’far ibn Hasan
ibn Abdul Karim ibn Muhammad ibn Sayid Rasul ibn Abdul Sayid ibn Abdul Rasul
ibn Qalandar ibn Abdul Sayid ibn Isa ibn Husain ibn Bayazid ibn Abdul Karim ibn
Isa ibn Ali ibn Yusuf ibn Mansur ibn Abdul Aziz ibn Abdullah ibn Ismail ibn
Al-Imam Musa Al-Kazim ibn Al-Imam Ja’far As-Sodiq ibn Al-Imam Muhammad Al-Baqir
ibn Al-Imam Zainal Abidin ibn Al-Imam Husain ibn Sayidina Ali r.a.
Semasa kecilnya beliau telah belajar Al-Quran
dari Syaikh Ismail Al-Yamani, dan belajar tajwid serta membaiki bacaan dengan
Syaikh Yusuf As-So’idi dan Syaikh Syamsuddin Al-Misri.Antara guru-guru beliau
dalam ilmu agama dan syariat adalah : Sayid Abdul Karim Haidar Al-Barzanji,
Syeikh Yusuf Al-Kurdi, Sayid Athiyatullah Al-Hindi. Sayid Ja’far Al-Barzanji
telah menguasai banyak cabang ilmu, antaranya: Shoraf, Nahwu, Manthiq, Ma’ani,
Bayan, Adab, Fiqh, Usulul Fiqh, Faraidh, Hisab, Usuluddin, Hadits, Usul Hadits,
Tafsir, Hikmah, Handasah, A’rudh, Kalam, Lughah, Sirah, Qiraat, Suluk, Tasawuf,
Kutub Ahkam, Rijal, Mustholah.
Syaikh Ja’far Al-Barzanji juga seorang Qodhi
(hakim) dari madzhab Maliki yang bermukim di Madinah, merupakan salah seorang
keturunan (buyut) dari cendekiawan besar Muhammad bin Abdul Rasul bin Abdul
Sayyid al-Alwy al-Husain al-Musawy al-Saharzury al-Barzanjiy (1040-1103 H /
1630-1691 M), Mufti Agung dari madzhab Syafi’i di Madinah. Sang mufti (pemberi
fatwa) berasal dari Shaharzur, kota kaum Kurdi di Irak, lalu mengembara ke
berbagai negeri sebelum bermukim di kota Nabi. Di sana beliau telah belajar
dari ulama’-ulama’ terkenal, diantaranya Syaikh Atha-allah ibn Ahmad al-Azhary,
Syaikh Abdul Wahab at-Tanthowy al-Ahmady, Syaikh Ahmad al-Asybuly. Beliau juga
telah diijazahkan oleh sebahagian Ulama’, antaranya : Syaikh Muhammad at-Thoyib
al-Fasy, Sayid Muhammad at-Thobary, Syaikh Muhammad ibn Hasan al A’jimi, Sayid
Musthofa al-Bakry, Syaikh Abdullah as-Syubrawy Al-Misry.
Syaikh Ja’far al-Barzanji,
selain dipandang sebagai mufti, beliau juga menjadi khatib di Masjid Nabawi dan
mengajar di masjid yang mulia tersebut. Beliau terkenal bukan saja karena ilmu,
akhlak dan taqwanya, tapi juga dengan kekeramatan dan kemakbulan doanya.
Penduduk Madinah sering meminta beliau berdo’a untuk hujan pada musim-musim
kemarau.
Syaikh Ja’far Dengan
Salahudin Al-Ayyuby
Salah satu kegiatan yang di prakarsai oleh
Sultan Salahuddin Yusuf al-Ayyubi pada peringatan Maulid Nabi yang pertama kali
tahun 1184 (580 H) adalah menyelenggarakan sayembara penulisan riwayat Nabi
beserta puji-pujian bagi Nabi dengan bahasa yang seindah mungkin. Seluruh Ulama dan sastrawan diundang untuk mengikuti
kompetisi tersebut. Pemenang yang menjadi juara pertama adalah Syaikh Ja`far al-Barzanjy.
Ternyata peringatan Maulid Nabi yang
diselenggarakan Sultan Salahuddin itu membuahkan hasil yang positif. Semangat
umat Islam menghadapi Perang Salib bergelora kembali. Salahuddin berhasil
menghimpun kekuatan, sehingga pada tahun 1187 (583 H) Yerusalem direbut oleh
Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan Masjidil Aqsa menjadi masjid kembali,
sampai hari ini!
Video Pembacaan Maulid Al-Barjanjy
Resensi Kitab Maulid
Kitab Maulid al-Barzanjy, karangan beliau ini termasuk salah satu kitab
maulid yang paling populer dan paling luas tersebar
ke pelosok negeri jazirah Arab dan Negara Negara yang memeluk agama Islam, baik belahan timur maupun barat.
Bahkan banyak umat muslim kalangan
Arab ataupun non Arab
yang menghafalnya. Mereka membacanya dalam ritual keagamaan tertentu. Kandungannya merupakan
ringkasan (khulashaḫ) Sirah Nabawiyah yang meliputi kisah kelahiran
beliau, pengutusannya sebagai rasul, hijrah, akhlaq, peperangan hingga wafatnya
beliau Nabi Agung Muhammad Shallallâh ‘alaihi wasallam.
Kitab al-Barzanjy ditulis dengan tujuan untuk meningkatkan
kecintaan kepada Rasulullah Saw dan
meningkatkan gairah umat. Dalam kitab itu riwayat Nabi Saw dilukiskan dengan bahasa yang indah dalam
bentuk puisi dan prosa (nasr) dan qasidah
yang sangat menarik. Dalam Barzanji diceritakan bahwa kelahiran kekasih Allah
ini ditandai dengan banyak peristiwa ajaa-ib yang terjadi saat itu, sebagai
genderang tentang kenabiannya dan pemberitahuan bahwa Nabi Muhammad adalah
pilihan Allah.
Salah satu hal yang mengagumkan sehubungan dengan
karya Ja’far al-Barzanji adalah kenyataan bahwa karya tulis ini tidak berhenti
pada fungsinya sebagai bahan bacaan. Dengan segala potensinya, karya ini
kiranya telah ikut membentuk tradisi dan mengembangkan kebudayaan sehubungan
dengan cara umat Islam diberbagai negeri menghormati sosok dan perjuangan Nabi
Muhammad Saw.
Kitab Maulid Al-Barzanjy ini telah di syarahi
oleh al-’Allâmah al-Faqîh asy-Syaikh Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad yang
terkenal dengan panggilan Ba`ilisy (w.1299 H) dengan satu syarah (penjelasan)
yang memadai, cukup elok dan bermanfaat yang dinamakan al-Qawl al-Munjy ‘alâ
Mawlid al-Barzanjy, yang telah banyak kali diulang cetaknya di Mesir.
Secara sederhana kita dapat mengatakan bahwa
karya Ja’far al-Barzanjy merupakan biografi puitis Nabi Muhammad Saw. Dalam garis besarnya, karya ini terbagi
dua: ‘Natsar’ dan ‘Nadhom’. Bagian Natsar terdiri atas 19 sub bagian yang
memuat 355 untaian syair, dengan mengolah bunyi “ah” pada tiap-tiap rima akhir.
Seluruhnya menurutkan riwayat Nabi Muhammad saw, mulai dari saat-saat menjelang
beliau dilahirkan hingga masa-masa tatkala paduka mendapat tugas kenabian.
Sementara, bagian Nadhom terdiri atas 16 sub bagian yang memuat 205 untaian
syair, dengan mengolah rima akhir “nun”.
Dalam untaian prosa lirik atau sajak prosaik
itu, terasa betul adanya keterpukauan sang penyair oleh sosok dan akhlak Sang
Nabi. Dalam bagian Nadhom misalnya, antara lain diungkapkan sapaan kepada Nabi
pujaan” Engkau mentari, Engkau rebulan dan Engkau cahaya di atas cahaya”.
Wafat-nya Syaikh Ja’far
Al-Barjanjy
Syaikh Ja’far
Al-Barjanjy wafat pada hari Selasa, selepas Asar, pada
tanggal 4 Sya’ban tahun 1177 H. beliau juga dimakamkan di kota Madinah tepatnya
dipemakaman Jannah al-Baqi`, atau berdekatan dengan kawasan yang terkumpul
dalam kalangan anak-anak perempuan Junjungan Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam.
0 Komentar untuk "SYAIKH JA'FAR AL-BARJANJY (Mushanif Muwlid Barjanjy)"