Pengertian Sahabat Nabi

Orang yang paling mulia, setelah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi Wasallam. Jika dipandang dari kelompok generasi, maka secara keseluruhan adalah para sahabat nabi. Disini ada dua pendapat yang keduanya shahih, pertama; yaitu umat Islam yang pernah menjumpai Nabi Muhammad Saw meskipun tidak pernah satu majelis dan bergaul dengan Nabi Muhammad Saw. Sedangkan pendapat yang kedua mensyaratkan bahwa mereka pernah 'satu majelis' dengan Nabi Muhammad Saw.

Pendapat yang pertama adalah pendapat Imam Bukhari Radliyallahu 'anh. Sedangkan pendapat yang kedua adalah pendapat kebanyakan Ulama (jumhur al-'Ulama) dan 'Ulama Ushul. Pendapat yang kedua ini baik secara logika ('urf) dan bahasa masih bisa diterima, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Bakar Al-Baqilany dan beberapa Ulama selainnya yang dinukil oleh Imam Nawawi dalam Tahdzibul Asma'.

Adapun sepuluh sahabat nabi yang mendapatkan jaminan masuk surga adalah (1) Abu Bakar As-Shiddiq Radliyallahu 'anh (2) Umar Bin Khattab Radliyallahu 'Anh, (3) Utsman Bin Affan Radliyallahu 'Anh, (4) Ali Bin Abu Thalib Radliyallahu 'anh, [urutan khulafaur Rasidun], (5) Thalhah Radliyallahu 'anh, (6) Zubair Radliyallahu 'anh, (7) Sa'id Bin Abu Waqash, (8) Sa'id Bin Zaid Radliyallahu 'anh, (9) Abu 'Ubaid Bin Al-Jarah, (10) Abdurrahman Bin 'Auf Radliyallahu 'anh.

Selain sepuluh sahabat pilihan diatas, para sahabat nabi yang mendapatkan jaminan masuk surga, disebutkan juga para sahabat nabi yang ikut dalam perang Badar (Ahlul Badar), para sahabat nabi yang ikut dalam perang Uhud (Ashabul Uhud, para sahabat nabi yang ikut dalam baiat 'Aqabah. Disini terjadi dua kali, baiat 'Aqabatul 'Ula dan baiat 'Aqabuts Tsani, kemudian para sahabat nabi yang ikut dalam bai'atur ridwan. Ba'aiatur ridwan dilakukan dibawah pohon, keterangan ini masyhur bagi Umat Islam, bahkan keterangannya diabadikan didalam Al-Qur'an, sbb:

لَّقَدۡ رَضِيَ ٱللَّهُ عَنِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ إِذۡ يُبَايِعُونَكَ تَحۡتَ ٱلشَّجَرَةِ فَعَلِمَ مَا فِي قُلُوبِهِمۡ فَأَنزَلَ ٱلسَّكِينَةَ عَلَيۡهِمۡ وَأَثَٰبَهُمۡ فَتۡحٗا قَرِيبٗا ١٨

Artinya: Sungguh, Allah Ta'ala telah ridla dari orang-orang mukmin, ketika mereka berbai'at kepada mu (Muhammad) di bawah pohon, Allah mengetahui apa-apa yang ada dihati mereka -dari membenarkan risalah kenabian, memenuhi panggilan untuk iman, mendengarkan seruan iman, serta ta'at kepada Allah dan rasul-Nya- kemudian Allah menurunkan ketenangan pada hati mereka, dan mereka ditetapkan futuh yang disegerakan -dari kebaikan dunia dan akhirat [QS: 24: 18]. Tafsir diambil dari Tafsir Ibnu Katsir.

Ibnu Katsir Rahimahullah, ketika menjelaskan ayat ini mengutip sebuah hadits bukhari, dari riwayat Thariq Bin Abdurrahman, bahwa dia berkata; "ketika aku pergi haji, aku menjumpai orang-orang mendirikan shalat -sepetinya mendirikan shalat disekitar sebuah pohon-, kemudian aku bertanya, pohon apa ini? Lalu mereka menjawab ini adalah pohon yang digunakan ba'iat rasulullah pada sahabat beliau yaitu, bai'atur ridwan"

Kembali tentang generasi sahabat nabi. Abu Mansyur Al-Baghdadi, salah satu Ulama terkemuka Syafi'iyah mengatakan "Ulama Syafi'iyah sepakat pada pendapat ku, bahwa yang paling utama dari generasi sahabat nabi adalah Khulafaur Rasyidun (Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali), kemudian sepuluh sahabat nabi (yang sudah disebutkan diatas), Ahlul Badar, Ashhabul 'Uhud, kemudian para sahabat yang dibai'at oleh Nabi Muhammad Shallalahu 'alaihi Wasallam pada baiatur ridwan.

Para Ulama Ahlussunah sepakat bahwa yang paling utama dari sahabat nabi, mutlak pada Abu Bakar Radliyallahu 'anh, Umar Bin Khattab Radliyallahu 'anh. Kebanyakan Ulama (Jumhurul 'Ulama) mendahulukan Usman Bin Affan dari pada Ali Bin Abu Thalib. Al-Khitabi Rahimahullah mengatakan, Ulama Ahlussunah dari Kufah mendahulukan keutamaan Ali Bin Abu Thalib dari pada Usman Bin Affan Radliyallahu 'anh, pendapat ini sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Khuzaimah.

Dari pendapat-pendapat diatas, yang shahih adalah urut sebagaimana urutan dalam empat Khulafaur Rasyidun. Hal ini sebagaima yang dikatakan oleh Imam Nawawi dalam Tahdzibul Asma'. Wallahu a'lam.
 

 
Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "Pengertian Sahabat Nabi"