NABI SYITS 'alais salam

Pembaca Biografi Islam, dan Umat Islam pada Umumnya dirahmati Allah Ta’ala. Setelah membaca biografi Nabi Adam ‘alaihis salam. Selanjutnya kita akan membahas tentang Nabi Tsits ‘alais salam.

Arti kata-kata Syits sendiri adalah pemberian dari Allah (hibbatullah). Nabiyullah Adam ’alaihis salam dan istrinya memberinya nama itu karena kelahiran Syits merupakan anugrah Allat Ta’ala, setelah Habil terbunuh.

Pada  riwayat Ibnu Hibban, dalam kitab ‘Al-Ihsan’, dari Abu Dzarr Radliyallahu ‘anh dikatakan:

إِنَّ اللهَ أَنْزَلَ مِئَةَ صَحِيْفَةً وَأَرْبَعَةَ  صُحُفٍ، عَلَى شِيْت خَمْسِيْنَ صَحِيْفَةً

“Sungguh Allah Ta’ala telah menurunkan 104 suhuf, dan Dia mewahyukan kepada Nabi Syits 50 suhuf” (HR. Ibnu Hibban). Lihat Al-Ihsan Sarh Musnad Ibnu Hibban 361. Ibnu Katsir, Bidayah Wan Nihayah, hal: 73.

Suhuf  adalah lembaran-lembaran yang diwahyukan Allah Ta’ala kepada utusan-Nya.

Muhammad bin Ishak berkata, "Pasca sebelum wafatnya Nabi Adam ‘alaihis salam, ia berjanji kepada anaknya, Syits. Bahwa dia mengajarkan kepada anaknya itu dengan pengetahuan tentang waktu malam, waktu siang, dan berbagai ibadah yang bertepatan dengan keseluruhan waktu tersebut. Ia juga memberi tahukan kepada anaknya tentang datangnya ‘angin topan’ yang dahsyat dikemudian hari nanti (kejadian topan yang dimaksud akan dating pada zaman Nabi Nuh ‘Alaihis Salam).

Sahabat Biografi Islam, yang dimuliakan Allah. Jika membaca biografi Nabi Syits ‘’alaihis salam tentu sangat erat kaitannya dengan wafatnya Nabi Adam ‘alaihis salam. Hal ini karena Nabi  Syist lah yang mewarisi dakwah bapaknya, Nabi Adam.

Ibnu Katsir dalam Bidayah-nya mengatakan, bahwa wafatnya Nabi Adam pada hari Jum’ah. Ketika itu datang para Malaikat dengan membawa hanuth (semacam balsam pengawet) dan kain kafan dari Allah Ta’ala yang diambil dari surga. Kedatangan para Malaikat Allah ini juga merupakan ta’ziyah kepada Nabi Syits atas wafatnya bapaknya, Nabi Adam ‘alaihis salam.

Ketika wafatnya Nabi Adam ‘alaihis salam, langit tertutup awan selama tujuh hari tujuh malam, bahkan matahari dan bulan tidak Nampak sama sekali. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh At-Thabari dalam Thabaqahnya.

Pendapat yang paling masyhur mengatakan bahwa Nabi Adam ‘alais salam dimakamkan di bukit tempat dia diturunkan, yang terletak di wilayah India. Beberapa pendapat Ulama Tarikh mengatakan, ketika terjadi angin topan, Nabi Nuh ‘alaihis salam membawa jasad mulia Nabi Adam beserta Hawa, kemudian keduanya di tempatkan di dalam peti, keduanya dimakamkan ulang di Baitul Maqdis (Palestina). Pendapat ini sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Jarir. Para Ulama berselisih pendapat tentang umur Nabi Adam 'alaihis salam. Di dalam sebuah hadis marfu dari Ibnu Abbas dan Abu Hurairah disebutkan bahwa umur Nabi Adam ‘alaihis salam, sebagaimana telah diabadikan di Lauhil Mahfudz, yaitu 1000 tahun. Ketika Nabi Adam ‘alaihis salam wafat, tanggungjawab penyampaian risalah kenabian ditanggung oleh Nabi Syits alaihis salam.

Wallahu a’lam bish shawab