ABDULLAH BIN HUSAIAN AT-THAHIR (w. 1242 H)



Biografi Islam. Berikut adalah Biografi Ulama yang kitabnya menjadi rujukan dipesantren-pesantren Nusantara, kitab Sullam At-Taufiq. Beliau adalah Habib Abdullah bin Husain At-Thahir.

Sayyid Abdullah bin al-Husain bin Thahir al-‘Alawy al-Hadhramy, adalah seorang Ulama yang dikenal sebagai ahli ilmu fiqih yang bermadzhab Syafi’i dan sekaligus ahli ilmu nahwu. Beliau dilahirkan di Tarim, Hadhramaut, Yaman pada tahun 1191 H. Beliau pernah mukim beberapa tahun di Mekah dan Madinah dan belajar kepada beberapa Ulama’ yang masyhur disana.

Tarim, adalah sebuah kota kecil di Yaman Selatan. Beliau menimba ilmu dari ulama-ulama besar di Hadhramaut dan ulama-ulama besar dari Makkah dan Madinah. Dengan kemauan yang kuat dan kecerdasan yang luar biasa, serta kebersihan dan keikhlasan hatinya, beliau pada akhirnya menjadi salah seorang Ulama paling besar pada masanya. Dari beliau banyak sekali lahir murid-murid yang kemudian menjadi Ulama-ulama besar di antaranya adalah al-Alamah Muhammad bin Husain al-Habsyi dan al-Habib Ali Al-Habsy, penulis risalah Maulid Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang terkenal di Nusantara dengan Simthud Durar.

Karya Ibnu Husaian At-Thahih
Dari tangan beliau juga lahir karya-karya kitab yang cukup fenomenal, antara lain Diwan (kumpulan syair),

  1. al-Washiah an-Nafi’ah fî Kalimat Jami’ah,
  2. Dzikru al-Mu’minin bima Ba’atsa bihi Sayyidil Mursalin (berisi tentang ajakan untuk mengerjakan amal salih),
  3. Dan Miftahul I’rab (tentang ilmu nahwu) dan Majmu’, kemudian As-Sullamu at-Taufiq (tentang fiqih).
Beliau meninggal dunia pada usia 81 tahun, yakni pada tahun 1272H. Tepatnya, setelah menjalani kehidupan yang penuh dengan perjuangan di jalan Allah, baik dalam ilmu agama maupun perjuangan politiknya, dengan mengatakan yang benar di hadapan penguasa pada masa itu.

Setelah beberapa tahun di Mekah dan Madinah beliau kembali ke negara-nya dan bermukim di Masilah, suatu daerah yang terletak disebelah selatan kota Tarim. Disana beliau mengabdikan diri untuk memberikan ceramah dan mengajarkan ilmu-ilmu agama dan mengisi waktu-waktunya untuk beribadah.
Murid beliau, Al-Habib Al-Idrus bin Umar bercerita bahwa setiap hari gurunya membaca “Lâ Ilâ ha Illallâh’ sebanyak 25.000 kali, membaca “Ya Allah” sebanyak 25.000 kali dan membaca shalawat juga sebanyak 25.000 kali. Selain itu setiap akan mengerjakan shalat fardhu beliau mandi dan memakai minyak wangi.

Diantara nasehat-nasehat beliau :
Dikatakan dalam kitab beliau Umdatur Roghib Fi Mukhtashori Bughyatut Tholib, Shahifah; 10. Bahwa bagi orang yang berdakwah, amar ma’ruf nahi munkar (mengajak orang lain mengerjakan kebaikan dan mencegah meninggalkan kemungkaran), hendaknya bersikap lembut dan belas kasihan pada semua orang. Mengajak mereka sedikit demi sedikit, dan apabila melihat mereka meninggalkan kewajiban maka suruh mereka untuk mengerjakan yang paling penting dari kewajiban-kewajiban tersebut, jika mereka mengerjakannya barulah diajak untuk mengerjakan yang lainnya.

Ajak mereka mengerjakan kebaikan dan takut-takuti agar tidak meninggalkan kewajiban atau melakukan kemungkaran. Namun lakukan semua itu dengan lembut dan belas kasihan, dan tanpa memandang apakah mereka memuji atau mencela, mereka memberikan sesuatu atau tak memberikan apa-apa, sebab jika sampai orang yang berdakwah memandang semua itu maka ia akan melakukan segala sesuatu dengan tujuan mudahanah (= mencari muka).

Dan apabila mereka melakukan banyak hal yang dilarang oleh agama dan tak menggubris larangan-larangan agama, maka beri tahu mereka tentang larangan-larangan tersebut sebagiannya saja, lalu lain kali beritahu larangan-larangan lainnya dan begitu seterusnya” Beliau wafat pada bulan Robi’ul Awwal tahun 1242 H.
Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "ABDULLAH BIN HUSAIAN AT-THAHIR (w. 1242 H)"