IBNU MALIK (w. 672 H)

Biografi Islam. Ulama yang karya tulisnya sangat fenomenal ini, Al-Fiyah Ibnu Malik. Dipesantren dan dunia akademik kitabnya menjadi rujukan utama. Karena memang kitabnya yang berprosa ini, ringkas (mukhtashar), dan mencakup banyak perbendaharaan Ilmu Lughah Arabiyah. Selain itu kitab ini juga mencakup banyak perselisihan pendapat Ulama dalam bahasa Arab. Bahkan di sebagian pesantren Indonesia, hafalan 1000 nadham dari kitab Al-Fiyah Ibnu Malik, menjadi sarat kelulusan untuk melanjutkan kejenjang pendidikan selanjutnya.


Nasab Ibnu Malik
Nama lengkap adalah Jamaluddin Muhammad bin Abdillah bin Malik. Lahir pada tahun 600 H, diwilayah Thoiy Jaiyan Al-Andalusia/Sepanyol. Dalam bidang fikih Ibnu Malik mengikuti Madzhab Malikiyah, sewaktu di Maghrib. Kemudian sewaktu berpindah ke-Masyriq, beliau mengikuti Madzhan Syafi’iyah.

Keilmuan Ibnu Malik
Waktu di Damaskus, Ibnu Malik belajar Bahasa Arab kepada Abu Shodiq Al-Hasan bin Shabâ’ah, Abu Hasan As-Sakhawi, dan Ulama-ulama kenamaan lainnya.
Sedangkan ketika di Jaiyan, beliau belajar Bahasa Arab kepada Al-Imam Abul Mudhaffar Tsabit bin Muhammad bin Yusuf bin Al-Khaiyar Al-Khula’iy dari Lablah. Kemudian beliau pindah ke-Damaskus sebagaimana beberapa gurunya telah disebutkan diatas. Khusus tentang kitab Imam Syibawaih beliau belajar dan mendapatkan sanad langsung dari:
  1. Imam Abu Abdullah bin Malik AL-Marsaniy,
  2. Imam Jâlis bin Ya’lesy,
  3. Imam Abu Amrun; Murid Imam Jâlis,
  4. Dan beberapa gurunya lagi ketikadi Halb (Aleppo)
Dalam bidang Qira’at. Ibnu Malik belajar kepada Imam Abul Abbas Ahmad bin Nauwar. Kealiman beliau dalam bidang ini dibuktikan dengan gubahan Qasidah yang disusun dengan rumusan-rumusan Imam Asy-Syathibi.  Ibnu Malik juga belajar banyak belajar beberapa fan Ilmu Islam kepada sejumlah Ulama Mutaqaddimin.
Dalam fan Lughah disini dapat dibuktikan dengan pengakuan Imam As-Safady, sbb:
“Abu Sanâ’ Mahmud memberitahu kepadaku, sebagai berikut: Pada suatu ketika Imam Malik memakai istilah lughah yang tidak termaktub dalam kitab Imam AL-Azhari.
Dalam hal semacam ini, Imam As-Safadi member komentar, sbb:
“Masalah dalam hal ini adalah suatu keistimewaan. Karena untuk melakukannya, musti memerlukan pengetahuan-pengetahuan yang dikaji dari kitabaian (Al-Qur’an dan Hadits nabi)”.
“Abu Tsanâ’ pun mengabarkabarkan kepadaku, bahwa Ibnu Malik shalat, dan menjadi Imam di Masjid Al-‘Adiliyah (karena beliau kepala Madrasah disana), seorang qadli kenamaan Syamsudin bin Khilikân, berkenan mengantarkan pulang sebagai suatu penghormatan”
Sepanjang penyusunan Ibnu Malik dalam kitab-kitab Lughah, selalu memakai contoh dari Al-Qur’anul Karim, jika tidak ditemukan maka beliau memakai hadits nabi, jika tidak maka beliau menjadikan sair-sair Arab yang fasih berikut sebagai contoh-contohnya.
Semenatra beliau menetap di Damaskus dan Al-‘Adiliyah. Beliau mengahabiskan waktunya untuk terpenuhi urusan Ilmiyah, oleh karenanya beliau mendapat pengakuan ketinggian keilmuannya di kalangan cendekiawan muslim dan Ulama-ulama dizamannya. Bahkan Ulama-ulama setelahnya. Beliau menggubahkan syair-syair yang enak didengar dan dapat diterima oleh akal serta pikiran, yang semuanya itu sesuai dengan baharnya, baik rajaz, thawil maupun bahar basith.

Karya Ibnu Malik
Diantara karya-karya yang disuse oleh Ibnu Malik, adalah sbb:
  1. Al-Muwashshil fî Nadzmil Mufassil,
  2. Al-Kâfiyah Asy-Syâfiyah; berjumlah 3000 bait, berikut sarah-penjelasannya,
  3. Al-Khulashah; ringkasan dari Al-Kâfiyah, yang masyhur dengan nama Al-Fiyah Ibnu Malik,
  4. Ikmâlul A’lâm bi Mitslatsil Kalâm, kitab besar ini mengandung banyak faedah dan menunjukkan adanya pengamatan yang jeli.
  5. Lâmiyatul Af’âl. Berikut Sarh-penjelasannya,
  6. Fi’lul Af’âl,
  7. Al-Muqaddimatul Asadiyah. Nama ini disesuaikan dengan nama putra beliau Al-Asad,
  8. ‘Uddatul Lâfidz wa ‘Umdatul Hafidz,
  9. An-Nadzmul Awjâz Fîmâ Yuhmaz,
  10. Al-‘Itidlâd Fit Tha’ Wa Dla’,
  11. ‘Irabu Muskilil Bukhari
  12. Tuhfatul Mawdûd Fil Maqshur Wal Mamdûd,
  13. Sarhut Tashîl.
Murid-murid Ibnu Malik
Sebagai Ulama besar. Banyak Ulama yang menjadi mengikuti jejak beliau dengan berguru kepadanya. Bahkan sebagai periwayat keilmuannya. Diantaranya disebutkan sbb:
  1. Badruddin bin Muhammad; putra beliau sendiri,
  2. Syamsuddin bin Ja’wan,
  3. Syamsuddin bin Abil Fath,
  4. Ibnul Athâr,
  5. Syaikh Abul Husain Al-Yuniny; Sejarawan Muslim terkemukan Adz-Dzahabi,
  6. Zainuddin Abu Bakar AL-Mizziy,
  7. Abu Abdillah Asy-Syairafi,
  8. Al-Qadli Badruddun bin Jama’ah,
  9. Syihabuddin bin Ghamim,
  10. Nashiruddin bin Syafi’,
Khusus Al-Fiyah Ibnu Malik, Ulama terkemuka telah meriwayatkan diantaranya;
  1. Syihabuddin Mahmud; meriwayatkan langsung dari Ibnu Malik,
  2. Imam Ash-Shafady Kholil; meriwayatkan dari Syihabuddin dengan cara qira’ah (pembacaan),
  3. Imam Nashiruddin Syafi’i bin Abdiz Dzohir; meriwayatkan langsung dari Ibnu Malik,
  4. Imam Syihabuddin bin Ghanim; meriwayatkan langsung dari Ibnu Malik,
  5. Imam Ash-Shafadiy Kholil, dari Imam lain yang periwayatannya dengan jalur ijazah, dari Nashiruddin Syafi’ bin Abdiz Dzohir, dari Syihabuddin bin Ghonim.
Wafatnya Ibnu Malik
Pada mulanya Ibnu Malik hadir di Kairo Mesir, lalu pindah ke Damaskus, dan beliau menghembuskan nafas terakhir disana. Pada tangggal 12 Sya’ban 672 H.




Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "IBNU MALIK (w. 672 H)"