5 PERJALANAN HIDUP GURU MULIA AL'ARIF BILLAH ABUYA DIMYATI (PP.CIDAHU BANTEN)



Biografi Islam. Yang disarikan dari Ulama tersebut patut ditiru oleh siapa pun yang mendengarkan secuil perjalanan hidup Abuya. Berikut uraiannya:


1. Thariqah Mengaji dan Jamaah
Mengaji dan salat berjamaah merupakan kebiasaan kiyai dan para santrinya di pesantren. Jika ingin pandai, maka rajinlah mengaji. Pandai saja tidak cukup. Buat apa pandai bila kepandaiannya tidak dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Karenanya, para kiyai selalu menganjurkan para santrinya untuk salat berjamaah agar menjadi santri pandai yang baik. Bukan santri pandai yang menyalahgunakan ilmunya. Dalam bahasa Sunda, Abuya Dimyati sering berpesan, “Thariqah aing mah ngaji” ‘tarekat saya mah mengaji’.


Menurut Abuya, kemiskinan dan usia tidak menjadi alasan untuk menuntut ilmu sampai meninggal. Perkataan beliau itu dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari bersama santrinya. Hidup beliau hanya diabdikan untuk mengajar santri, melayani tamu yang berkunjung, dan mendidik anak. Sebelum wafat, Abuya Dimyati pernah membuka pengajian kitab tafsir at-Thabari yang tebal berjilid-jilid hingga khatam. Waktu pengajiannya pun dilaksanakan pada malam hari, dari pukul 22.00 hingga 02.30 tanpa istirahat.


2. Mendidik Putra-putrinya Sendiri
Tidak seperti kebanyakan kiyai pada umumnya yang menitipkan anaknya di pesantren kiyai lain. Abuya Dimyati justru mendidik anaknya dengan didikannya sendiri. Bahkan kesembilan anaknya semuanya hafal Alquran. Selain itu, Abuya juga memperlakukan anaknya seperti santri pada umumnya. Mewajibkan mereka salat jamaah, dan mengaji bareng bersama santri.


Jika anak-anaknya belum datang menuju mushalla untuk berjamaah, Abuya sabar untuk menunggu mereka agar berjamaah bersama beliau. Kedisiplinan yang diterapkan Abuya Dimyati semata-mata mengamalkan firman Allah Swt., “Orang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga dari api neraka,” (QS at-Tahrim [66]: 6). Jadi beliau benar-benar menerapkan ayat ini untuk diri pribadi dan keluarga beliau.


3. Memilih Dipenjara
Pada masa orde baru, kira-kira tahun 70-an, Abuya Dimyati pernah difitnah dan dijebloskan dalam penjara. Pengadilan memutuskan bahwa Abuya Dimyati dikenai hukuman penjara selama tujuh bulan. Hal ini tentu menuai amarah para jawara-jawara Banten yang siap melawan orang-orang yang telah menzalimi beliau. Karena kesabaran dan ketawakkalan beliau, Abuya tetap memilih dalam penjara sesuai putusan hakim selama tujuh bulan.


Keadaannya dalam penjara tidak membuatnya meninggalkan istiqomah ibadah-ibadahnya yang biasa dilakukan. Konon, karena karamah yang beliau miliki, pengajian rutinitas yang biasa dilaksanaka di pesantren tetap berjalan seperti biasanya. Artinya, jasad beliau dapat terbagi menjadi dua, bahkan lebih. Wallahu a'lam.


4. Hafal al-Quran Dalam Waktu Singkat
Abuya Dimyati menghafal Alquran pada Mbah Dalhar Watucongol, Magelang, Jawa Tengah hanya dalam waktu enam bulan. Namun perlu diketahui bahwa sebelum menghafal Alquran yang dalam waktu singkat itu, Abuya menerapkan membaca Alquran satu hari satu kali khataman, dan ini diulang-ulang sampai kurang lebih 4 bulan.


Jadi sebelum menghafal, Mbah Dalhar menganjurkan Abuya muda untuk membaca Alquran sesering mungkin terlebih dulu, sehingga bacaan Alquran melekat kuat di hati dan lisan. Ini juga yang dilakukan Kiyai Munawwir Krapyak, Yogyakarta. Bahkan beliau melakukan satu hari khatam Alquran itu selama tiga tahun.


5. Berguru Kebanyak Ulama
Memperbanyak guru berarti sama saja kita memperbanyak jalur keilmuan yang dalam tradisi Ilmu Hadis dilakukan oleh para perawi-perawi Hadis. Hal ini pula dilakukan oleh para ulama Nusantara waktu itu. Abuya Dimyati pun demikian. Beliau berguru pada puluhan ulama di Jawa, dan bahkan di luar Jawa.
Beberapa ulama yang pernah disinggahi Abuya Dimyati di antaranya Kiyai Abdul Halim Kalahan Banten, Mama Sempur Purwakarta, Kiyai Ma’shum dan Kiyai Baidhawi Lasem, dan lain sebagainya. Semakin banyak memiliki guru berkualitas, wawasan pun akan semakin luas. Tentu hal ini dapat membantu menjawab dan menghadapi problematika sosial-kemasyarakatan yang akan dihadapi oleh setiap penuntut ilmu.

اللهم احشرنا في في زمرته مع الأنبياء والمرسلين والشهداء والصالحين آمين
Disarikan dari:  Cerita Para Wali

Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "5 PERJALANAN HIDUP GURU MULIA AL'ARIF BILLAH ABUYA DIMYATI (PP.CIDAHU BANTEN)"