NABI MUHAMMAD Shallallahu 'alaihi wa Sallam



Biografi Islam. Nabi Muhammad Shallâhu ‘alaihi wasallam, baik Umat Islam ataupun selain Umat Islam mengakui keagungan dan kebesaran beliau. Seperti dalam hadits Qudsi, dikatakan bahwa "Andai saja tidak ada engkau Muhammad, pasti AKU tidak akan menciptakan alam semesta ini.

Nabi Muhammad Shallâhu ‘alaihi wasallam adalah putra Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qushâ bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu-aiy bin Ghâlib bin Fihr bin Mâlik bin An-Nadlr bin Kinânah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyâs bin Mudlar bin Nizaâr bin Ma’ad bin ‘Adnân. Kesepakatan Ulama, baik Ulama Tarikh maupun Ulama Fikih memiliki pandangan yang sama (ijma’). Adapun setelahnya sampai pada bapak manusia seluruh dunia Nabi Adam ‘alaihis salam, para Ulama berbeda pendapat. Bahkan perbedaan pendapat tersebut sangat kontras.

Sebagian Ulama mengatakan tidak layak menjadikan sandaran kepastian (i’timad), tentang nasab Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wasallam, setelah ‘Adnân.
Beberapa penulisan nasab Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wasallam yang perlu diperhatikan. Qushay, penulisannya dalam lughah Arabiyah dengan Qaf  yang berharakat dhamah (قصى  ). Lu-aiy, penulisannya boleh dengan hamzah boleh dengan tanpa hamzah ( لؤي / Ù„ُÙŠ), dibaca Lu-ay/ Luyy. Sedangkan Ilyâs, penulisannya dengan hamzah washal, beberapa pendapat mengatakan dengan hamzah qatha’.

Kuniyah (penyebutan dalam nasab) Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang masyhur adalah Abul Qâshim. Sedangkan Malaikat Jibril ‘alaihis salam memberikan kuniyah tersendiri, yaitu Abu Ibrâhim. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh ImamNawawi dalam Tahdzibul Asmâ’. Semuanya dapat dibuktikan, bahwa baik Al-Qâsim maupun Ibrahim adalah nama putra Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Nama Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wasallam sangat banyak sekali. Al-Imam Al-Hâfidz Abul Qâshim bin Hasan bin Hibbatullâh, Ulama Syafi’iyah terkemuka dalam Ilmu Tarikh Islam, yang masyhur dengan sebutan Ibnu Asâkir rahimahullah. Beliau menyebutkan dalam kitab Tarikhnya, pada bab Tarikh Ad-Dimisqâ, dengan penyebutan yang sangat banyak, diantaranya penyebutannya terdapat dijelaskan juga dalam Shahih Bukhari-Muslim (shahihain). Diantaranya, beliau menyebutkan; Muhammad, Aḫmad, Al-Hâsyir, Al-‘Aqîb, Al-Muqffiy, Al-Mâhiy, Khâtimul Anbiyâ’, Nabiyyur Rahmah, Nabiyyul Mulḫamah (dalam sebagian riwayat disebutkan Nabiyyul Malâḫim), Nabiyyut Tawbah, Al-Fâtiḫ, Thâha, Yâsîn, dan ‘Abdullah.

Masih tentang nama Nabi Muhammad Shallalâhu ‘alaihi wasallam. Al-Imam Al-Hâfidz Abu Bakar Ahmad bin Al-Husain bin ‘Âli, yang masyhur dengan sebutan Al-Baihaqi. Beliau mengatakan “Allah Ta’ala menganugrahkan keagungan nama khusus untuk Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wasallam dalam kiat Al-Qur’ânul Karim dengan sebutan; Rasûl, Nabi, Ummiy, Syâhid, Mubasysyir, Nadzîr, Pengajak kejalan Allah dengan izin ridala-Nya, Sirâj, Munîr, Ra’ûf, Raḫîm, Ahli berdzikir, Kejadiannya memercikkan rahmat, pemberi ni’mat, dan pemberi pituduh (hidayah)”.

Ibnu Abbas Radliyallahuma ‘anh mengatakan, Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alahi wasallam pernah bersabda “namaku didalam Al-Qur’an adalah Muhammad, didalam Injil disebutkan Ahmad, sedangkan di Taurat disebutkan Aḫyid. Untuk yang akhir ini karena aku menjauhkan umat-ku dari api neraka”.

Imam Nawawi rahimahullah mengatakan “Sebagian dari Nama Agung Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wasallam adalah mutlak pada penyebutan yang bersifat majazy.”
Lebih jauh Al-Imam Al-Hâfidz Al-Qadli Abu Bakar, yang masyhur dengan sebutan Ibnul Arabi, Ulama Madzah Malikiyah, dalam kitabnya Al-Aḫwâdzi atau Sarh-penjelasan Shahih Tirmidzi mengatakan “ Sebagian Ulama As-Suffiyun memiki seribu nama kebesaran, begitu juga Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wasallam juga memiliki seribu nama kebesaran.”
Ibnul A’râbi (bedakan dengan Ibnul Arabi) rahimahullah mengatakan “Nama ke-Agung-an Allah Ta’ala, dalam jumlah hitungan seribu nama adalah merendahkan ke-Agung-an Allah Ta’ala, sedangkan nama kebesaran Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wasallam tidak bertepi jumlah hitungannya, kecuali aku hanya menyebutkan yang berlaku dalam penjelasannya secara rinci, hanya enam puluh empat nama”. Kemudian beliau menuturkan nama-nama tersebut secara detail dan rinnci sarh-penjelasannya.

Ibu Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wasallam adalah Aminah. Ayah beliau bernama Wahab bin ‘Abdumanaf bin Zahrah bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu-ay bin Ghâlib. Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wasallam lahir pada tahun gajah, dikarenakan demikain karena pada tahun tersebut terjadi penyerangan Makkah dalam upaya penghancuran Ka’bah oleh Raja Abrahah berikut pasukannya. Beberapa Ulama mengatakan kelahiran beliau tiga puluh tahun setelah kejadian tersebut.

Al-Hakim mengatakan “Beberapa pendapat mengatakan empat puluh tahun setelah kejadian penyerbuan Raja Abrahah pada Makkah, dan beberapa pendapat mengatakan tiga puluh tahun setelah kejadian tersebut, kemudian ada juga yang mengatakan sepuluh tahun setelah-nya”. Pendapat Al-Hakim ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Asakir dalam kitabnya Tarikh Ad-Dimisqi.
Dari pendapat diatas yang tidak bisa dipungkiri kebenarannya adalah bahwa kelahiran Nabi Muhamad Shallallâhu ‘alaihi wasallam pada tahun gajah. Pendapat inilah yang shahih dan yang masyhur dikalangan Umat Isalam. Sebagaimana pendapat Ibrahim bin Mundzir (guru Imam Bukhari), Khâlifah bin Khiyâth dan Ulama-ulama lain.

Mereka juga sepakat bahwa kelahiran Nabi Muhamad Shallâllâhu ‘alaihi wasallam pada hari Senin pada bulan Rabîul Awwal. Beberapa Ulama berselisih pendapat apakah Nabi Muhamad Shallallâhu ‘alaihi wasallam lahir pada tanggal dua, tanggal delapan, tanggal sepuluh, atau beliau lahir pada tanggal dua belas? Semua pendapat ini masyhur dikalangan Ulamadan cendekiawan pemerhati sejarah. Sedangkan yang masyhur dikalangan awam adalah pendapat yang akhir.
Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wasallam wafat pada waktu dluha pada hari ke enam belas bulan Rabi’ul Awwal, tepatnya pada hari Senin pada tahun sebelas Hijriyah. Kemudian jasad seseorang yang tanpa beliau kita tiada arti bagaikan butiran debu, tidak mengenal kasih-sayang, tidak mengenal petunjuk, bahkan tidak mengenal diri sendiri apalagi Tuhan-nya. Mâ Syâ Allâh, Laḫawla Walâ Quwwat Ilâ Billâh. Beliau disemayamkan pada hari selasa-nya, pada waktu setelah tergelincirnya matahari (waktu zawal). Disini juga ada beberapa Ulama yang mengatakan bahwa beliau disemayamkan pada hari Rabu-nya.

Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wasallam wafat, beliau berusia enam puluh tiga tahun. Beberapa Ulama mengatakan beliau berusia enam puluh lima, ada juga yang mengatakan bahwa ketika wafat beliau berusia enam puluh enam tahun. Diantara pendapat-pendapat ini yang benar dan yang masyhur dikalangan Umat Islam adalah pendapat yang pertama.
Didalam kitab Shahih Bukhari disini disebutkan beberapa pendapat. Para Ulama mengatakan bahwa usia Nabi Muhammad Shallallâhu ‘alaihi wasallam ketika wafat adalah enam puluh tahun, sama dengan usia Abu Bakar, Umar, Ali, A’isyah radliyallâhu ‘anhum. Bahwa semuanya ketika wafat berusia enam puluh tiga tahun.

Keterangan diatas merujuk pada kitab Taḫdzibul Asmâ’, secara makna, penulis tidak menambahkan refrensi lain, kecuali hanya membumbui kalimat supaya disesuaikan dengan kondisi sekarang.

Ulinuha Asnawi. Jogjakarta 5/04/2016.
Pukul 1: 22



Share this article :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "NABI MUHAMMAD Shallallahu 'alaihi wa Sallam"